Saat-saat Indah di Kampus ASIA

Sahabat, untuk merubah tingkat hidup kita tentu harus dimulai dengan impian, yaitu suatu kondisi yang kita inginkan, baru kemudian tekad dan tindakan. Namun pada tahap pertama ini pun kita sudah sering gagal, karena impian kita di mentahkan oleh orang-orang di sekeliling kita. Sebelum itu terjadi, mari kita belajar dari kisah ini.

Argo adalah seorang anak pelatih kuda miskin yang kerjanya melatih kuda, yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Saat Argo menginjak SMA ia mendapat tugas dari gurunya untuk membuat suatu karangan mengenai apa yang dia inginkan. Akhirnya pada malam harinya dia berpikir dan mengerjakan karangan itu. Tujuh halaman karangan itu begitu terperinci mengenai peternakan kuda. Karena sang ayah seorang pelatih kuda sehingga membuat Argo sangat terobsesi sekali mempunyai impian berupa peternakan kuda seluas 200Ha dan terdapat rumah seluas 4.000 m2 di tengah-tengah peternakan kuda tersebut.

Semua track lintasan kuda, arena bertanding, kandang kuda, serta rumahnya digambarkan dengan jelas dan detail tanpa terlewatkan satu hal kecilpun. Ketika karangan itu dikumpulkan pada esok harinya, dua hari kemudian semua karangan dikembalikan oleh sang guru kepada murid. Namun Argo melihat karangan tersebut dengan kecewa. Karena karangan tersebut mendapat nilai F, serta terdapat tulisan oleh gurunya "Mohon bertemu saya setelah kelas". Hanya Argo seorang yang mendapat nilai F pada saat itu.

Ketika bertemu dengan gurunya Argo protes dengan nilai tersebut, tetapi malah sang guru yang balik menyalahkan Argo. Gurunya berkata, "semua yang kau buat itu adalah impian yang tak masuk akal, semuanya terlalu besar buat anak seukuran engkau. Engkau hanyalah anak dari seorang pelatih kuda miskin, mana mungkin bisa mewujudkan itu semua. Itu memerlukan biaya yang sangat besar. Kamu tidak punya latar belakang apapun, bahkan saat ini engkau tidak menyiapkannya sedikitpun untuk membangun ini. Mana mungkin ini semua bisa terjadi" ketus sang guru. "Kamu saya beri waktu untuk memperbaiki karangan ini, apabila kamu membuat sesuatu yang lebih masuk akal, nilaimu akan saya ubah" pungkas sang guru.

Akhirnya Argo pulang dan berpikir, apakah dia harus mengubah semua karangannya. Dia bertanya kepada sang ayah, yang dengan bijak hanya berkata "Argo, ini semua terserah kepadamu. Karena ini semua menyangkut masa depanmu. Jadi, hanya engkau sendirilah yang bisa menentukan hidupmu."

Satu minggu telah berlalu, dan akhirnya Argo mengumpulkan karangan tersebut tanpa mengubahnya sedikit pun. Argo yang lugu hanya menulis "Bapak guru, bapak boleh menyimpan nilai F tersebut. Dan aku akan tetap menyimpan impian ini."

Puluhan tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Sekarang Argo yang telah dewasa bercerita kepada timnya. "Saya bercerita ini kepada kalian karena guru saya tersebut. Kini lihatlah sekeliling kalian. Kalian berada di peternakan kuda saya seluas 200Ha, saya masih menyimpan karangan dulu itu. Bahkan membingkainya dan tetap bertuliskan huruf F untuk nilainya."

Satu tahun yang lalu, bahkan guru yang memberi nilai F tersebut datang kepada Argo bersama tiga puluh anak kecil lainnya untuk melihat peternakan kuda Argo. Pada saat pulang sang guru berkata kepada Argo, "Argo, sekarang saya bisa katakan kepadamu pada saat saya menjadi gurumu saya telah menjadi orang yang mementahkan dan mencuri banyak impian dari anak-anak sepertimu. Tetapi kamu sungguh luar biasa untuk terus mempertahankan impian tersebut" tutup sang guru dengan bijak.

Poin dari cerita ini:
Sahabat, apakah kita akan menjadi seperti Argo atau menjadi seperti seorang guru yang terus-menerus akan mementahkan dan mencuri impian orang-orang terdekat kita, bahkan orang-orang yang kita cintai.

Rintangan pasti akan tetap ada bagi orang-orang yang mempunyai impian dan berusaha untuk mewujudkannya. Dari sini kita belajar mengenai pentingnya impian bagi kehidupan. Jangan takut untuk terus mencoba apabila impian kita masih belum terwujud. Berjuang terus untuk masa depan kita yang lebih baik.