Saat-saat Indah di Kampus ASIA

Dalam perjalanan hidup kita, sering kita temui orang yang menurut kita sebenarnya memiliki kemampuan biasa-biasa saja, namun hidupnya berhasil. Di lain pihak kita temui juga mereka yang sebenarnya memiliki kemampuan tinggi, kecerdasan diatas rata-rata, namun hidupnya biasa-biasa saja. Beberapa dengan mudah mengatakan itu HOKI. Apa memang demikian? Tidakkah ada penyebab-penyebab lain sebelum kita mengambil kesimpulan bahwa itu hoki.

Sepulang dari hutan seorang petani menemukan telur yang tergeletak di jalan. Dia ambil telur itu dan sambil menuju sumur untuk mandi, ditaruhnya telur itu di tempat ayamnya yang sedang mengerami telurnya.

Akhirnya dengan berjalannya waktu telur-telur itu menetas. Anak-anak ayam itu berlarian di belakang induknya, di pelataran rumahnya untuk mencari makanan. Seorang anak ayam tampak keheranan ketika berkaca diatas kubangan air. "Mengapa wajahku berbeda sendiri ya dibanding saudaraku?".

Belum hilang kagetnya disusulah dengan kekagetan lain. Dilihatnya seekor elang terbang dengan cepat, dengan kaki yang siap mencengkeram terbang meluncur semakin rendah. Namun reflek induk ayam rupanya lebih cepat. Dilindunginya anak-anaknya sambil mencakar elang itu dan selamatlah anak ayam itu.

"Ibu, binatang itu tadi apa namanya?" tanya anak ayam itu. Induk ayam itu menjawab bahwa binatang tadi bernama burung elang yang mampu terbang cepat, jauh lebih cepat dibanding golongan ayam.

"Ibu, kok wajahku kelihatannya mirip burung itu ya?" kata si anak ayam yang beda tadi. "Ahh..wajah mirip itu biasa, tetap kamu tidak akan memiliki kelebihan-kelebihan burung itu. Karena bagaimanapun kamu itu bangsa ayam, yang memiliki kemampuan dan keperkasaan yang terbatas. Yeahh, terima sajalah kodratmu sebagai ayam" kata induknya.

Karena penasaran, maka ia pun mencari tempat yang sepi untuk berlatih terbang sendiri. Dia naik ke gundukan tanah dan menerjunkan tubuhnya sambil berusaha mengepakkan sayapnya. Ternyata dapat mendarat dengan mulus. Dia ulangi berkali-kali dengan menambah ketinggiannya, dan setelah berkali-kali melatih dirinya, dan dengan bertambahnya usia maka akhirnya anak ayam itu dapat terbang dengan cepat. Karena memang dia sebenarnya bukan anak ayam, namun anak elang yang penetasannya dibarengkan dengan anak-anak ayam oleh petani tadi. Dia pamerkan kemampuan terbangnya dihadapan ibunya dan siap melindungi saudara-saudaranya dari sergapan elang liar itu.

Poin cerita ini:
Sahabat, sering kali kita lebih meyakini penilaian orang lain tentang diri kita yang biasanya mengatakan bahwa kita rapuh, lemah, dan sebagainya, dibanding dengan keyakinan kita sendiri. Sehingga kita menjalani skenario hidup ciptaan orang lain dan bukan ciptaan kita sendiri. Mari kita berusaha menemukan kekuatan yang kita miliki dan memanfaatkannya untuk menuju hidup yang lebih berhasil, lebih berarti bagi diri sendiri dan orang lain.

SELAMAT MENGINTROSPEKSI DIRI!!